Blogger news

Pages

Wednesday, September 18, 2013

atribut pramuka


ATRIBUT
Pengunaan Atribut Penggalang Putra




Pengunaan Tanda Umum/ Atribut pada Seragam Pramuka Penggalang Putra
Suatu hari orang tua peserta didik bertanya tentang cara pemasangan tanda atribut pada pakaian pramuka, karena putra-putrinya telah menginjak usia Penggalang dan akan membuatkan baju untuk mereka. Menjelaskan satu persatu tanda – tanda pada atribut di pakaian Pramuka, memang tidak efektif. Maka muncullah ide bikin gambarnya, seperti di bawah ini, tentu saja berdasarkan pada PP tentang tanda umum gerakan pramuka. Semoga bermanfaat.
( Tanda lokasi/ wilayah, satuan dan badge daerah sekedar contoh, diambil dalam satu wilayah ).

                 
Penggunaan Atribut Penggalang Putri




Penggunaan Tanda Umum/ Atribut pada Seragam Pramuka Penggalang Putri
Suatu hari orang tua peserta didik bertanya tentang cara pemasangan tanda atribut pada pakaian pramuka, karena putra-putrinya telah menginjak usia Penggalang dan akan membuatkan baju untuk mereka. Menjelaskan satu persatu tanda – tanda pada atribut di pakaian Pramuka, memang tidak efektif. Maka muncullah ide bikin gambarnya, seperti di bawah ini, tentu saja berdasarkan pada PP tentang tanda umum gerakan pramuka. Semoga bermanfaat.
( Tanda lokasi/ wilayah, satuan dan badge daerah sekedar contoh, diambil dalam satu wilayah ).

              
Tanda Penghargaan Tigor dan Tiska




       Tanda penghargaan digunakan oleh Gerakan Pramuka sebagai alat pendidikan, yaitu dengan memberi Tanda Kehormatan, yang diharapkan dapat memberi dorongan kepada seseorang untuk meningkatkan kepribadiannya, prestasi kerjanya, dan pengabdianya, serta memberi tanggungjawab yang berhubungan dengan pemberian tanda kehormatan itu.
Pada Peserta Didik diberikan Tanda penghargaan kegiatan, yaitu tanda kehormatan yang diberikan kepada seorang Pramuka (Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega) yang telah memperlihatkan keaktifannya dan mencapai prestasi yang baik dalam suatu kegiatan kepramukaan. Tanda Penghargaan dimaksud dalam pembahasan disini yakni,  Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) dan Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong (Tigor).

Syarat Penerima Tanda Penghargaan Kegiatan
a.    Tanda Penghargaan Kegiatan menyatakan penghargaan Gerakan Pramuka kepada seorang Pramuka yang telah berprestasi baik dalam suatu kegiatan kepramukaan.
b.    Seorang Pramuka (Siaga, Penggalng, Penegak dan Pandega) dapat menerima dan mengenakan Tanda Penghargaan Kegiatan ( Tiska )apabila yang bersangkutan telah memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Telah memenuhi sarat-syarat yang ditentukan Panitya Penyelenggara, untuk mengikuti acara kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan oleh Panitia penyelenggara.
2) Telah menunaikan tugas kewajibannya, melakukan kegiatan kepramukaan yang diikutinya, dengan penuh rasa tanggungjawab, kesungguhan, keuletan, ketekunan dan ketelitian, sehingga mencapai prestasi yang baik, sesuai dengan ketentuan penyelenggara kegiatan tersebut.
c.    Salah satu Tanda Penghargaan Kegiatan yang berbentuk Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong ( Tigor ) diberikan setelah yang bersangkutan aktif melakukan kegiatan dalam Perkemahan Wirakarya, atau kegiatan bakti masyarakat secara gotong royong yang diikutinya, dengan penuh rasa tanggungjawab, kesungguhan, keuletan, ketekunan, ketelitian, sehingga mencapai prestasi yang baik, sesuai dengan ketentuan penyelenggara kegiatan tersebut.
Sebenarnya sesuai dengan aturannya, tatacara pengusulan untuk mendapat Tanda Penghargaan Kegiatan dilakukan Pembina Pramuka ybs melalui Panitia Penyelenggara Kegiatan, namun demikian untuk mempermudah prosesnya biasanya Panitia Penyelenggara telah mengemas pemberian tanda penghargaan tersebut sekaligus ke dalam satu kegiatan. Penyerahan Tanda Penghargaan Kegiatan ditentukan oleh kwartir penyelenggara kegiatan. Setelah kegiatan selesai selain diberikan berupa Tanda Penghargaan, juga diserahkan surat keterangan ( berbentuk piagam ) bagi penerima/ pemegang yang berhak.
Pemberian, penganugerahan dan penyerahan Tanda Kehormatan kepada kepada peserta didik dapat dilimpahkan kepada Panitia Penyelenggara atau Pembina Pramuka yang bersangkutan.

Bentuk, ukuran dan warna.
a. Tanda penghargaan kegiatan yang dibuat dari logam, digantungkan pada pita kain sepanjang 3 cm lebar maksimum 2 cm, atau pada papan logam sepanjang maksimun 2,5 cm dan lebar maksimum 1,2 cm sesuai dengan ukuran tanda penghargaan itu.
b. Tanda penghargaan kegiatan dapat pula dibuat dari kain atau bahan lainnya.
c. Tanda penghargaan harian dibuat dari kain berbentuk segi empat berukuran 2 cm x 1,5 cm, bergambar dan warna yang ditentukan oleh Kwartir penyelenggara kegiatan yang bersangkutan


              
Penggunaan Tiska dan Tigor.
Tanda Penghargaan Kegiatan dipakai di atas saku kanan baju seragam putera, dan di dada sebelah kanan di atas lipatan hias atau setinggi ketiak baju seragam Pramuka puteri.
Tanda Penghargaan Kegiatan ( Tiska ) hanya berlaku dan dapat dikenakan pada pakaian seragam Pramuka selama maksimum enam bulan sejak saat diserahkannya tanda tersebut kepada yang bersangkutan sedangkan untuk (Tigor) tidak mempunyai batas waktu.
Tanda Penghargaan yang diberikan kepada peserta didik selain menanamkan kebanggaan pada yang berangkutan, juga diharapkan dapat mendorong si penerima untuk meningkatkan kehormatan pribadinya dan keteladanan dalam Gerakan Pramuka.


Penggunaan Atribut Pramuka Siaga Putra




Penggunaan Tanda Umum/ Atribut pada Seragam Pramuka Siaga Putra
Suatu hari orang tua peserta didik bertanya tentang cara pemasangan tanda atribut pada pakaian pramuka, karena putra-putrinya telah menginjak usia siaga dan akan membuatkan baju untuk mereka. Menjelaskan satu persatu tanda – tanda pada atribut di pakain Pramuka, memang tidak efektif. Maka muncullah ide bikin gambarnya, seperti di bawah ini, tentu saja berdasarkan pada PP tentang tanda umum gerakan pramuka. Semoga bermanfaat.
( Tanda lokasi/ wilayah, satuan dan badge daerah sekedar contoh, diambil dalam satu wilayah )
               


Penggunaan Atribut Pramuka Siaga Putri




Penggunaan Tanda Umum/ Atribut pada Seragam Pramuka Siaga Putri
Suatu hari orang tua peserta didik bertanya tentang cara pemasangan tanda atribut pada pakaian pramuka, karena putra-putrinya telah menginjak usia siaga dan akan membuatkan baju untuk mereka. Menjelaskan satu persatu tanda – tanda pada atribut di pakain Pramuka, memang tidak efektif. Maka muncullah ide bikin gambarnya, seperti di bawah ini, tentu saja berdasarkan pada PP tentang tanda umum gerakan pramuka. Semoga bermanfaat.
( Tanda lokasi/ wilayah, satuan dan Lencana/ badge daerah sekedar contoh, diambil dalam satu wilayah )

             


Pengorganisasi dan Kegiatan Kepenggalangan





Description: Imagea.      Pasukan Penggalang
1)   Pasukan Penggalang merupakan satuan peserta didik yang berusia antara 11 s.d. 15 tahun terdiri paling banyak 32 orang Pramuka Penggalang.
2)    Pasukan Penggalang dibagi dalam satuan kecil yang disebut regu terdiri dari 6 -8 orang.
3)   Pembentukan regu dilakukan oleh Pramuka Penggalang sesuai dengan keinginan untuk
      berhimpun dengan teman yang disenanginya.
4)   Setiap regu memakai nama regu yang dipilih sendiri oleh anggota regu. Regu putera
      menggunakan nama "Binatang" sedangkan regu Puteri menggunakan nama "Bunga".

b.     Pemimpin Pramuka Penggalang
1)      Pemimpin regu dipilih oleh dan dari regunya.
2)      Pemimpin   regu   menunjuk   wakil   pemimpin   regu   dari   anggota   regunya.
3)      Regu dipimpin oleh seorang pemimpin regu secara bergiliran.
4)      Para pemimpin regu memilih salah seorang di antara pemimpin regu sebagai pemimpin regu utama yang disebut Pratama.

c.      Dewan Pasukan Penggalang
Untuk pendidikan kepemimpinan Pramuka Penggalang dibentuk
Dewan Pasukan Penggalang yang disingkat Dewan Penggalang.

1)     Dewan Penggalang terdiri atas :
a)      Para Pemimpin Regu.
b)      Para Wakil Pemimpin Regu.
c)      Pemimpin Regu Utama (Pratama).
d)      Pembina Pramuka Penggalang.
e)      Para Pembantu Pembina Pramuka Penggalang.

2)     Dewan Penggalang mengadakan rapat sebulan sekali.
a)      Ketua Dewan Penggalang adalah Pratama. Pratama, Sekretaris dan Bendahara dijabat secara bergilir diantara anggota Dewan Penggalang.
b)      Pembina dan Pembantu Pembina Penggalang, bertindak sebagai penasehat, pengarah dan pembimbing, serta mempunyai hak mengambil keputusan terakhir

d.     Dewan Kehormatan.

Dewan Kehormatan dibentuk dengan tujuan untuk membina
kepemimpinan dan rasa tanggungjawab.
1)     Dewan Kehormatan bersidang bila terjadi peristiwa yang menyangkut tugas dewan.
2)     Dewan Kehormatan terdiri atas:
a)      Para pemimpin regu.
b)      Para wakil pemimpin regu.
c)      Pembina Penggalang.
d)      Para Pembantu Pembina Penggalang.
3)     Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan adalah Pembina dan pembantu Pembina Penggalang, sedang sekretarisnya ialah salah seorang pemimpin regu.
4)     Dewan Kehormatan bertugas menentukan:
a)   Pelantikan, pemberian TKK, tanda pengahargaan, dll kepada Pramuka
      Penggalang  yang berjasa dan berprestasi.
b)   Pelantikan   pemimpin   dan   wakil   pemimpin   regu   serta   Pratama.
c)  Tindakan berhubungan dengan pelanggaran Kode Kehormatan, sesudah yang
     bersangkutan di beri kesempatan membela diri.
d)  Rehabilitasi  Pramuka Penggalang.

e. Majelis Penggalang
1)     Untuk mendidik Pramuka Penggalang dalam kehidupan demokrasi dan mewujudkan hak semua anggota, diadakan Majelis Penggalang yang anggotanya terdiri atas seluruh anggota pasukan. Keikutsertaan mereka sebagai individu bukan atas nama regu.
2)     Majelis Penggalang diketuai oleh Pramuka Penggalang yang dipilih langsung oleh seluruh anggota diawal pertemuan, dipandu oleh Pratama. Ketua Majelis memilih Sekretarisnya
3)     Tugas Majelis Penggalang:
a)      Menyusun    aturan - aturan    yang    mengikat    bagi    seluruh anggota .
b)      Menetapkan sasaran tahunan untuk diajukan kepada Pembina Pasukan dan diteruskan kepada Pembina Gugus Depan yang selanjutnya dinyatakan dalam rencana gugus depan.
c)      Membahas dan memberikan persetujuan kegiatan bersama dan kalender kegiatan yang diajukan oleh Dewan Penggalang.
4)     Majelis Penggalang mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya 6 bulan sekali atau setiap kali diperlukan.
5)     Pembina dan Pembantu Pembina mempunyai hak berbicara tetapi tidak mempunyai hak suara.
6)     Pertemuan Majelis Penggalang bersifat formal.
a)      Undangan disampaikan seminggu sebelumnya dan masalah yang akan dibicarakan dan  diumumkan.
b)      Peserta yang hadir menggunakan pakaian seragam
c)      Tempat ditentukan lebih dahulu
d)      Dengan upacara pembukaan dan penutupan

Pembina Pasukan
1)     Pasukan Penggalang dibina oleh seorang Pembina Pasukan dan dibantu oleh paling banyak dua orang Pembantu Pembina Penggalang.
2)     Pembina Penggalang putera dan Pembantu Pembina Penggalang Putera harus dijabat oleh Pembina putera.
3)     Pembina Penggalang puteri dan Pembantu Pembina Penggalang Puteri harus dijabat oleh Pembina puteri.

Sifat Kegiatan Penggalang
    
Pendidikan kepramukaan diarahkan pada lima area pengembangan diri peserta didik meliputi area perkembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik ( sesosif ). Dalam pelaksanaan pendidikannya menggunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan . Salah satu dari metode kepramukaan adalah kegiatan yang menantang dan menarik serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta  didik. Atas dasar tersebut maka kegiatan untuk Pramuka Penggalang harus sesuai dengan kondisi rohani dan jasmaninya serta mampu meningkatkan lima area pengembangan pribadinya yang dikemas secara menarik menantang dan menyenangkan serta bervariasi.

Sifat Kegiatan Penggalang

Pendidikan kepramukaan diarahkan pada lima area pengembangan diri peserta didik meliputi area perkembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik ( sesosif ).
Dalam pelaksanaan pendidikannya menggunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan .
Salah satu dari metode kepramukaan adalah kegiatan yang menantang dan menarik serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta  didik. Atas dasar tersebut maka kegiatan untuk Pramuka Penggalang harus sesuai dengan kondisi rohani dan jasmaninya serta mampu meningkatkan lima area pengembangan pribadinya yang dikemas secara menarik, menantang dan menyenangkan serta bervariasi

Kegiatan untuk Pramuka Penggalang antara lain bersifat:
a.      Patriotisme atau kepahlawanan
b.      Petualangan atau penjelajahan alam
c.      Kompetisi regu/ kelompok
d.      Aktualisasi diri melalui pentas seni budaya dll.
e.     Kompetisi perorangan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi misalnya cerdas tangkas
f.       Kepedulian sosial misalnya bakti masyarakat  bersih lingkungan
g.      Pemantapan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


Tehnk Berceritera Pramuka Siaga
Description: PDF
Description: Print
Description: E-mail

Description: Image1. Anak seusia Siaga mempunyai sifat-sifat suka mengkhayal, suka meniru, suka bermain.
2. Berpangkal pada sifat anak yang suka berimajinasi, maka kegiatan-kegiatan untuk Siaga harus dibungkus dengan ceritera-ceritera sederhana yang baik dan menarik.
3. Ceritera merupakan salah satu kesukaan bagi anak seusia Siaga, oleh sebab itu ceritera digunakan sebagai salah satu alat untuk mendidik.
TUJUAN DAN KEUNTUNGAN CERITERA
1. Tujuan ceritera :
a. Membentuk tabiat/berwatak luhur.
b. Menanamkan isi Dwi Satya dan Dwi Dharma.
c. Mendidik ke arah pembentukan warga-negara yang ber-Pancasila.
d. Mendidik ke arah kesehatan dan ketrampilan.
2. Keuntungan ceritera bagi anak
a. Membekali jiwa anak dengan bahan pokok bagi kesejahteraan manusia.
b. Mengembangkan daya cipta, rasa, karsa, dan karya.
c. Mengembangkan rasa keberanian dalam mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
d. Membangunkan perhatian yang besar terhadap lingkungan hidupnya.
e. Menambah kecakapan berbahasa yang baik.
f. Menambah pengalaman.
g. Melatih anak untuk membiasakan menganalisa sesuatu persoalan.
h.Merupakan penjelasan yang nyata terhadap latar belakang kegiatan.
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN
Tidak semua Pembina mahir berceritera, maka itu perlu adanya persiapan yang masak bagi Pembina, baik lahir maupun batinnya. Persiapan yang perlu :
1. Suka pada ceritera yang akan disampaikan.
2. Bacalah ceriterditu berulang-ulang.
3. Kuasailah nama yang terdapat dalam ceritera dan urutan ceriteranya.
4. Buatlah singkatan isi ceritera itu.
5. Pilihlah ceritera yang sesuai dengan dunia Pramuka Siaga.
6. Latihlah berceritera di depan cermin dengan segala gerak-geriknya (meragakan).
7. Ketahuilah darimana ceritera itu dimulai dan sampai dimana harus diakhiri.
8. Berceriteralah dengan tenang dan jelas (selingilah dengan macam-macam gerak dan suara).
9. Susunlah ceritera itu sedemikian, sehingga berakhir ketika mencapai puncaknya.
10. Janganlah menyampaikan maksud yang terkandung dalam ceritera itu, biarkan anak mengambil kesimpulan sendiri.




MEMILIH CERITERA :
1. Ceritera yang masih bersifat khayal, mengandung nilai baik, (positif) yang menarik.
2. Ceritera itu mengandung pendidikan dan petunjuk/nasehat.
3. Ceritera yang lucu (jenaka) sekedar untuk membuat suasana bergembira.
4. Ceritera yang dapat menghidupkan semangat meniru tindakan yang baik (positif). 5. Ceritera yang berisi contoh pelaksanaan Dwi Satya dan Dwi Dharma dalam kehidupar sehari-hari.

BENTUK CERITERA :
1.   Ceritera Pendek yang mungkin dalam satu waktu yang pendek selesai diceriterakan.
2.   Ceritera bersambung, yang terpaksa diputus-putusmenceriterakannya, karena ceriteranya amat panjang.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Ceritera dimulai bila anak sudah siap mendengarkan ceritera itu.
 2. Berikanlah ceritera itu pada acara sebelum upacara penutupan.
3. Jangan memberikan ceritera yang menimbulkan rasa kegelisahan, kengerian, dan ketakutan.
4. Jangan memberikan ceritera yang bersifat sedih, mengharukan.
5. Jangan memberikan ceritera yang sudah pernah didengar oleh anak.
6. Berceritera di tempat yang memenuhi syarat (bersih, tidak terganggu panas dan lain-lain).
Berceritera merupakan santapan rokhani bagi Siaga, karena itu digunakan sebagai alat pendidikan dalam Gerakan Pramuka, antara lain dalam pembentukan watak. Oleh karena itu, dalam acara kegiatan membina Siaga, berceritera perlu mendapat perhatian Pembina.

Mengenal Macam Upacara dalam Gerakan Pramuka




Description: ImageGerakan Pramuka sebagai suatu wadah pendidikan non formal di lingkungan ketiga, wajib mengarahkan dan mengatur semua tindakan dan langkahnya seuai dengan tujuan pendidikan khususnya tujuan dan sasaran Gerakan Pramuka, sehingga usaha tersebut merupakan proses pendidikan yang meningkat dan berkesinambungan.
Untuk itu usaha yang merupakan proses pendidikan yang meningkat dan berkelanjutan itu salah satu diantaranya adalah kegiatan upacara untuk melatih disiplin, patuh, tenggang rasa, tanggung jawab, kesadaran nasional dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Mahaesa.
Kegiatan upacara diperlukan dalam lingkungan Gerakan pramuka megingat bahwa :
1.    Kegiatan upacara dalam Gerakan Pramuka merupakan salah satu alat pendidikan untuk membiasakan selalu berbuat dengan tertib dan menanamkan rasa cinta tanah air, disiplin, gotong royong, rasa tanggung jawab dan takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ;
2.    Kegiatan upacara dalam Gerakan Pramuka diatur secara seragam, sehingga dapat berfungsi sebagai alat pendidikan yang berdaya guna dan tepat guna.
Pengertian dan Istilah Upacara Dalam Gerakan Pramuka
Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat, sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk memberntuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.
Macam Upacara
1.    Upacara Umum yaitu upacara yang dilakukan untuk kegiatan tertentu dengan menggunakan peraturan yang berlaku secara umum.
2.    Upacara Pembukaan Latihan dan Upacara Penutupan Latihan yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka melaksanakan usaha memulai dan mengakhiri suatu pertemuan di lingkungan GerakanPramuka.
3.     Upacara Pelantikan yaitu :
a.   Upacara yang dilakukan dalam rangka peresmian seorang calon menjadi anggota Gerakan Pramuka, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b.   Upacara yang dilakukan dalam rangka pengangkatan pemegang jabatan tertentu dalam satuan.
4.    Upacara Kenaikan Tingkat, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka pengesahan kenaikan tingkat kecakapan umum yang dicapai oleh seorang anggota Gerakan Pramuka sesuai dengan syarat kecakapan umum yang berlaku.
5.    Upacara Pindah Golongan, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka pemindahan anggota dari satu golongan ke golongan lain yang lebih tinggi dalam usia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6.    Upacara Meninggalkan Ambalan/Racana, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka mengantar Pramuka Penegak dan/atau Pramuka Pandega untuk terjun ke masyarakat dan berbakti secara langsung sesuai dengan bidangnya.
Tempat Upacara adalah :
1) di dalam ruangan, dan
2) di luar ruangan/ lapangan.
Tugas Petugas Upacara Dalam Upacara
1.   Pembina Upacara adalah Pembina dalam upacara yang menerima penghormatan, mengesahkan pelaksanaan upacara dan merupakan pimpinan tertinggi dalam upacara itu.
2.   Pengatur Upacara (Protokol) adalah petugas yang menyusun dan mengatur pelaksanaan tertib acara dalam upacara, yang berkewajiban mengendalikan jalannya upacara.
3.   Pemimpin Upacara adalah petugas yang memimpin barisan peserta upacara.
4.   Pembawa Acara adalah petugas yang membaca tertib acara dalam suatu upacara.
5.   Peserta Upacara adalah satuan-satuan yang berada di bawah pimpinan Pemimpin Upacara.
6.   Petugas Upacara adalah orang-orang yang menunaikan tugas tertentu dalam suatu upacara misalnya : pengibar bendera, pembaca Dasadarma, pemimpin lagu, dan lain-lain.
7.   Petugas lain adalah berkewajiban melaksanakan tugas-tugas yang tidak dikerjakan oleh petugas-petugas di atas
Macam upacara di Perindukan dan Pasukan meliputi :
a. Upacara Pembukaan Latihan
b. Upacara Penutupan Latihan
c. Upacara Pelantikan
d. Upacara Kenaikan Tingkat
e. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
 f. Upacara Pindah ke Golongan Penggalang (dari golongan Siaga) atau ke Penegak (dari golongan Penggalang)
Macam upacara di Ambalan dan Racana meliputi :
a. Upacara Pembukaan Latihan
b. Upacara Penutupan Latihan
c. Upacara Penerimaan Tamu
d. Upacara Penerimaan Calon
e. Upacara Pelantikan
 f. Upacara Kenaikan Tingkat
g. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
h. Upacara Pindah ke Golongan Penegak  ke Racana Pandega
 i. Upacara Pelepasan ( dari Pandega ke Pembina / anggota Dewasa)
Perlu ditambahkan bahwa upacara di satuan Pramuka Pandega dilaksanakan sesuai dengan aspirasi Pandega atas dasar ketentuan-ketentuan upacara yang berlaku untuk Ambalan Penegak.

Description: Image
( Sumber : PP 178 tahun 1979

Cara Menguji Kecakapan Peserta Didik




PENGERTIAN MENGUJI DAN UJIAN KECAKAPAN
Description: Image1.         “Menguji” dalam Gerakan Pramuka adalah “menilai“ kecakapan/ kemahiran seorang Pramuka/ peserta didik untuk memperoleh Tanda Kecakapan Umum atau Tanda Kecakapan Khusus. Dengan ujian itu benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan memenuhi syarat-syarat minimal yang ditentukan, yang sesuai dengan situasi dan kondisi Pramuka yang bersangkutan.
2.         Kepramukaan adalah proses pendidikan dalam bentuk kegiatan menarik dan menyenangkan yang dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan dalam rangka mencapai tujuan Gerakan Pramuka. “Ujian” dalam Gerakan Pramuka bagi seorang Pramuka merupakan kegiatan menarik dan menyenangkan yang memberikan padanya tambahan pengetahuan dan pengalaman serta rasa yakin akan kemampuan dan kemahiran yang dimilikinya. Oleh karena itu “ujian” dalam Gerakan Pramuka adalah alat pendidikan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.

MENGAPA PERLU MENGUJI DAN UJIAN ?
1.      Menguji bagi penguji (Pembina Pramuka) itu merupakan usaha untuk meyakini tentang :
a.  Hasil proses pendidikan yang ia selenggarakan
b.  Usaha yang dilakukan peserta didik yang dibinanya
c.  Kemampuan dirinya sebagai Pembina dalam melaksanakan tugasnya. Dengan landasan itu, maka menguji perlu untuk menilai proses pendidikan baik yang dialami peserta didik maupun yang ia alami sendiri.
2.      Ujian bagi Pramuka yang mengalami ujian itu merupakan tantangan yang harus dihadapi. Pembina Pramuka harus mampu memberi motivasi kepada Pramuka yang dibinanya untuk menghadapi tantangan itu dengan penuh keyakinan. Dengan ujian itu, maka seorang pramuka akan :
a.  Yakin tentang kemampuan dan kemahiran yang dimilikinya.
b.  Yakin tentang kesanggupan baik mental maupun fisiknya.
Akhirnya para Pramuka itu akan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan tabah dan yakin.

BAGAIMANA CARA MENGUJI DALAM GERAKAN PRAMUKA ?
1.      Dilihat dari sudut pelaksanaannya sebagai kegiatan, menguji itu ada dua cara, ialah :
a.  Menguji secara langsung. Dengan cara langsung ini, Pramuka yang diuji mengetahui tentang mata ujian yang akan ditempuh, waktu, tempat serta pengujinya.
b.  Menguji dengan cara tidak langsung
Dengan cara tidak langsung, Pramuka mengikuti suatu kejadian dan tidak mengetahui bahwa ia sedang diuji.
Contoh : Pada akhir kegiatan itu, tiba-tiba Pembinanya memberitahukan bahwa ia lulus untuk suatu mata ujian SKU dan membubuhi tanda tangannya. Cara ini dilaksanakan untuk ujian SKU, khususnya bagi Pramuka yang segan atau takut menempuh ujian.
2.      Dilihat dari sudut sasaran penilaian, maka menguji dilakukan dengan :
a.  Nilai formal, ialah titik berat penilaian pada usaha dan daya upaya yang sungguh-sungguh dari peserta didik untuk mencapai hasil yang diharapkannya.
b.  Nilai material, ialah titikberat penilaian pada materi atau hasil yang dicapai oleh peserta didik dari usahanya.
3.  Dalam Gerakan Pramuka, filsafat sebagi pedoman dalam menguji adalah “Tujuan itu harus dicapai dengan berusaha, mengeluarkan tenaga dan daya upaya yang sungguh-sungguh”.
Oleh karena itu dalam menguji harus menitikberatkan pada nilai formal daripada nilai material. Tegasnya nilai formal yang primer dan nilai material yang sekunder.
4.  a.       Namun demikian, Pembina Pramuka harus ingat bahwa :
“Pembina Pramuka itu menitikberatkan kepada nilai formal, sedangkan peserta didik (Pramuka) menitikberatkan kepada nilai material.
b.  Pandangan Pembina Pramuka adalah :
“Asal sudah terbukti anak didik itu berusaha sungguh-sungguh walaupun tidak berhasil secara maksimal, harus meluluskan peserta didik yang diujinya”.
c.  Pandangan peserta didik adalah :
“Mereka harus mengejar hasil daripada usahanya. Jika tidak mencapai hasil itu, mereka menganggap mereka tidak lulus”.
d.  Pembina Pramuka harus merahasiakan pandangan itu terhadap peserta didik. Ia harus bijaksana dan berlayar dengan baik diantara dua pulau (nilai formal dan nilai material).
Sebabnya :
Kalau mengutamakan nilai formal semata-mata, wibawa Pembina Pramuka akan dipandang rendah oleh peserta didik ( seolah-olah begitu mudah meluluskan mata ujian kecakapan ), sebaliknya kalau mengutamakan nilai material semata-mata, Gerakan Pendidikan Kepramukaan tidak akan berkembang.
5.  Penilaian Syarat Kecakapan Umum (SKU) harus didasarkan pada nilai formal. Penilaian Syarat Kecakapan Khusus (SKK) harus didasarkan pada nilai material.
6.  Dalam menguji selalu dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan.
7.  Menguji harus dilakukan secara perseorangan dan tidak secara massal. Kala mata ujian harus dilaksanakan secara berkelompok, maka penilaian tetap pada perorangan.
8. Pembina Pramuka dapat menggunakan tenaga ahli/ orang lain untuk menguji peserta didiknya, namun yang membubuhkan tanda tangan adalah pembinanya selaku penanggungjawab dalam pendidikan kepramukaan.

BAGAIMANA UJIAN DALAM GERAKAN PRAMUKA ?
1.      Kepramukaan adalah proses pendidikan dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, dan supaya diikuti oleh setiap Pramuka. Ujian dalam Gerakan Pramuka, sebagai alat pendidikan adalah juga kegiatan kepramukaan. Oleh karena itu ujian dalam Gerakan Pramuka pun harus menarik, menyenangkan dan tidak menakutkan Pramuka.
2.      Ujian dalam Gerakan Pramuka harus dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan.
3.      Ujian dalam Gerakan Pramuka harus dilaksanakan dalam bentuk praktek secara praktis dan sesuai dengan kepentingan, keperluan, situasi, dan kondisi Pramuka yang diuji. Demikian juga adat istiadat dan kebiasaan baik maupun masyarakat setempat harus diperhatikan.
4.      Sifat penguji dalam pelaksanaan ujian harus didasarkan pada Sistim Among dan :
a.  Rasa cinta kasih, rasa keadilan, rasa kepantasan, dan rasa kesanggupan berkorban.
b.  Rasa disiplin disertai inisiatif.
c.  Rasa tanggung jawab terhadap Tuhan, masyarakat, dan diri sendiri.

0 comments:

Post a Comment