ATRIBUT
Pengunaan Atribut Penggalang Putra
|
Pengunaan
Tanda Umum/ Atribut pada Seragam Pramuka Penggalang Putra
Suatu hari
orang tua peserta didik bertanya tentang cara pemasangan tanda atribut pada
pakaian pramuka, karena putra-putrinya telah menginjak usia Penggalang dan
akan membuatkan baju untuk mereka. Menjelaskan satu persatu tanda – tanda
pada atribut di pakaian Pramuka, memang tidak efektif. Maka muncullah ide
bikin gambarnya, seperti di bawah ini, tentu saja berdasarkan pada PP tentang
tanda umum gerakan pramuka. Semoga bermanfaat.
( Tanda
lokasi/ wilayah, satuan dan badge daerah sekedar contoh, diambil dalam satu
wilayah ).
|

Penggunaan
Atribut Penggalang Putri
|
Penggunaan
Tanda Umum/ Atribut pada Seragam Pramuka Penggalang Putri
Suatu hari
orang tua peserta didik bertanya tentang cara pemasangan tanda atribut pada
pakaian pramuka, karena putra-putrinya telah menginjak usia Penggalang dan
akan membuatkan baju untuk mereka. Menjelaskan satu persatu tanda – tanda
pada atribut di pakaian Pramuka, memang tidak efektif. Maka muncullah ide
bikin gambarnya, seperti di bawah ini, tentu saja berdasarkan pada PP tentang
tanda umum gerakan pramuka. Semoga bermanfaat.
( Tanda
lokasi/ wilayah, satuan dan badge daerah sekedar contoh, diambil dalam satu
wilayah ).
|

Tanda Penghargaan Tigor dan Tiska
|
Tanda penghargaan digunakan oleh
Gerakan Pramuka sebagai alat pendidikan, yaitu dengan memberi Tanda
Kehormatan, yang diharapkan dapat memberi dorongan kepada seseorang untuk
meningkatkan kepribadiannya, prestasi kerjanya, dan pengabdianya, serta
memberi tanggungjawab yang berhubungan dengan pemberian tanda kehormatan itu.
Pada Peserta Didik diberikan Tanda
penghargaan kegiatan, yaitu tanda kehormatan yang diberikan kepada seorang
Pramuka (Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega) yang telah memperlihatkan
keaktifannya dan mencapai prestasi yang baik dalam suatu kegiatan
kepramukaan. Tanda Penghargaan dimaksud dalam pembahasan disini yakni,
Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) dan Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong
(Tigor).
Syarat
Penerima Tanda Penghargaan Kegiatan
a.
Tanda Penghargaan Kegiatan menyatakan penghargaan Gerakan
Pramuka kepada seorang Pramuka yang telah berprestasi baik dalam suatu
kegiatan kepramukaan.
b.
Seorang Pramuka (Siaga, Penggalng, Penegak dan Pandega) dapat menerima dan
mengenakan Tanda Penghargaan Kegiatan ( Tiska )apabila yang
bersangkutan telah memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Telah memenuhi sarat-syarat
yang ditentukan Panitya Penyelenggara, untuk mengikuti acara kegiatan
kepramukaan yang diselenggarakan oleh Panitia penyelenggara.
2) Telah menunaikan tugas
kewajibannya, melakukan kegiatan kepramukaan yang diikutinya, dengan penuh
rasa tanggungjawab, kesungguhan, keuletan, ketekunan dan ketelitian, sehingga
mencapai prestasi yang baik, sesuai dengan ketentuan penyelenggara kegiatan
tersebut.
c.
Salah satu Tanda Penghargaan Kegiatan yang berbentuk Tanda Ikut
Serta Bakti Gotong Royong ( Tigor ) diberikan setelah yang
bersangkutan aktif melakukan kegiatan dalam Perkemahan Wirakarya, atau
kegiatan bakti masyarakat secara gotong royong yang diikutinya, dengan penuh
rasa tanggungjawab, kesungguhan, keuletan, ketekunan, ketelitian, sehingga
mencapai prestasi yang baik, sesuai dengan ketentuan penyelenggara kegiatan
tersebut.
Sebenarnya sesuai dengan
aturannya, tatacara pengusulan untuk mendapat Tanda Penghargaan Kegiatan
dilakukan Pembina Pramuka ybs melalui Panitia Penyelenggara Kegiatan, namun
demikian untuk mempermudah prosesnya biasanya Panitia Penyelenggara telah
mengemas pemberian tanda penghargaan tersebut sekaligus ke dalam satu
kegiatan. Penyerahan Tanda Penghargaan Kegiatan ditentukan oleh kwartir
penyelenggara kegiatan. Setelah kegiatan selesai selain diberikan berupa
Tanda Penghargaan, juga diserahkan surat keterangan ( berbentuk piagam ) bagi
penerima/ pemegang yang berhak.
Pemberian, penganugerahan dan
penyerahan Tanda Kehormatan kepada kepada peserta didik dapat dilimpahkan
kepada Panitia Penyelenggara atau Pembina Pramuka yang bersangkutan.
Bentuk,
ukuran dan warna.
a. Tanda
penghargaan kegiatan yang dibuat dari logam, digantungkan pada pita kain
sepanjang 3 cm lebar maksimum 2 cm, atau pada papan logam sepanjang maksimun
2,5 cm dan lebar maksimum 1,2 cm sesuai dengan ukuran tanda penghargaan itu.
b. Tanda
penghargaan kegiatan dapat pula dibuat dari kain atau bahan lainnya.
c. Tanda
penghargaan harian dibuat dari kain berbentuk segi empat berukuran 2 cm x 1,5
cm, bergambar dan warna yang ditentukan oleh Kwartir penyelenggara kegiatan
yang bersangkutan
|
|

Penggunaan
Tiska dan Tigor.
Tanda
Penghargaan Kegiatan dipakai di atas saku kanan baju seragam putera, dan di
dada sebelah kanan di atas lipatan hias atau setinggi ketiak baju seragam
Pramuka puteri.
Tanda Penghargaan Kegiatan ( Tiska ) hanya berlaku dan
dapat dikenakan pada pakaian seragam Pramuka selama maksimum enam bulan
sejak saat diserahkannya tanda tersebut kepada yang bersangkutan sedangkan
untuk (Tigor) tidak mempunyai batas waktu.
Tanda Penghargaan
yang diberikan kepada peserta didik selain menanamkan kebanggaan pada yang
berangkutan, juga diharapkan dapat mendorong si penerima untuk meningkatkan
kehormatan pribadinya dan keteladanan dalam Gerakan Pramuka.
Penggunaan Atribut Pramuka Siaga Putra
|
Penggunaan
Tanda Umum/ Atribut pada Seragam Pramuka Siaga Putra
Suatu hari
orang tua peserta didik bertanya tentang cara pemasangan tanda atribut pada
pakaian pramuka, karena putra-putrinya telah menginjak usia siaga dan akan
membuatkan baju untuk mereka. Menjelaskan satu persatu tanda – tanda pada
atribut di pakain Pramuka, memang tidak efektif. Maka muncullah ide bikin
gambarnya, seperti di bawah ini, tentu saja berdasarkan pada PP tentang tanda
umum gerakan pramuka. Semoga bermanfaat.
( Tanda
lokasi/ wilayah, satuan dan badge daerah sekedar contoh, diambil dalam satu
wilayah )
|

Penggunaan Atribut Pramuka Siaga Putri
|
Penggunaan
Tanda Umum/ Atribut pada Seragam Pramuka Siaga Putri
Suatu hari
orang tua peserta didik bertanya tentang cara pemasangan tanda atribut pada
pakaian pramuka, karena putra-putrinya telah menginjak usia siaga dan akan
membuatkan baju untuk mereka. Menjelaskan satu persatu tanda – tanda pada
atribut di pakain Pramuka, memang tidak efektif. Maka muncullah ide bikin
gambarnya, seperti di bawah ini, tentu saja berdasarkan pada PP tentang tanda
umum gerakan pramuka. Semoga bermanfaat.
( Tanda
lokasi/ wilayah, satuan dan Lencana/ badge daerah sekedar contoh, diambil dalam
satu wilayah )
|

Pengorganisasi dan Kegiatan Kepenggalangan
|
![]()
1) Pasukan Penggalang merupakan satuan peserta didik yang berusia antara 11
s.d. 15 tahun terdiri paling banyak 32 orang Pramuka Penggalang.
2) Pasukan Penggalang dibagi dalam satuan kecil yang disebut regu terdiri
dari 6 -8 orang.
3) Pembentukan regu dilakukan oleh Pramuka Penggalang sesuai dengan
keinginan untuk
berhimpun dengan teman yang disenanginya.
4) Setiap regu memakai nama regu yang dipilih sendiri oleh anggota regu.
Regu putera
menggunakan nama "Binatang"
sedangkan regu Puteri menggunakan nama "Bunga".
b.
Pemimpin Pramuka Penggalang
1) Pemimpin regu dipilih oleh dan dari
regunya.
2) Pemimpin regu
menunjuk wakil pemimpin regu
dari anggota regunya.
3) Regu dipimpin oleh seorang pemimpin
regu secara bergiliran.
4) Para pemimpin regu memilih salah
seorang di antara pemimpin regu sebagai pemimpin regu utama yang disebut
Pratama.
c.
Dewan Pasukan Penggalang
Untuk pendidikan kepemimpinan Pramuka Penggalang dibentuk
Dewan Pasukan Penggalang yang disingkat Dewan Penggalang.
1) Dewan Penggalang terdiri atas :
a) Para Pemimpin Regu.
b) Para Wakil Pemimpin Regu.
c) Pemimpin Regu Utama (Pratama).
d) Pembina Pramuka Penggalang.
e) Para Pembantu Pembina Pramuka
Penggalang.
2) Dewan Penggalang mengadakan rapat sebulan sekali.
a) Ketua Dewan Penggalang adalah Pratama.
Pratama, Sekretaris dan Bendahara dijabat secara bergilir diantara anggota
Dewan Penggalang.
b) Pembina dan Pembantu Pembina
Penggalang, bertindak sebagai penasehat, pengarah dan pembimbing, serta
mempunyai hak mengambil keputusan terakhir
d.
Dewan Kehormatan.
Dewan Kehormatan dibentuk dengan tujuan untuk membina
kepemimpinan dan rasa tanggungjawab.
1) Dewan Kehormatan bersidang bila terjadi peristiwa
yang menyangkut tugas dewan.
2) Dewan Kehormatan terdiri atas:
a) Para pemimpin regu.
b) Para wakil pemimpin regu.
c) Pembina Penggalang.
d) Para Pembantu Pembina Penggalang.
3) Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan adalah
Pembina dan pembantu Pembina Penggalang, sedang sekretarisnya ialah salah
seorang pemimpin regu.
4) Dewan Kehormatan bertugas menentukan:
a) Pelantikan, pemberian TKK, tanda pengahargaan, dll kepada Pramuka
Penggalang yang berjasa dan
berprestasi.
b) Pelantikan pemimpin
dan wakil pemimpin regu
serta Pratama.
c) Tindakan berhubungan dengan pelanggaran Kode Kehormatan, sesudah yang
bersangkutan di beri kesempatan membela diri.
d) Rehabilitasi Pramuka Penggalang.
e. Majelis Penggalang
1) Untuk mendidik Pramuka Penggalang dalam kehidupan
demokrasi dan mewujudkan hak semua anggota, diadakan Majelis Penggalang yang
anggotanya terdiri atas seluruh anggota pasukan. Keikutsertaan mereka sebagai
individu bukan atas nama regu.
2) Majelis Penggalang diketuai oleh Pramuka Penggalang
yang dipilih langsung oleh seluruh anggota diawal pertemuan, dipandu oleh
Pratama. Ketua Majelis memilih Sekretarisnya
3) Tugas Majelis Penggalang:
a) Menyusun aturan -
aturan yang mengikat
bagi seluruh anggota .
b) Menetapkan sasaran tahunan untuk
diajukan kepada Pembina Pasukan dan diteruskan kepada Pembina Gugus Depan
yang selanjutnya dinyatakan dalam rencana gugus depan.
c) Membahas dan memberikan persetujuan
kegiatan bersama dan kalender kegiatan yang diajukan oleh Dewan Penggalang.
4) Majelis Penggalang mengadakan pertemuan
sekurang-kurangnya 6 bulan sekali atau setiap kali diperlukan.
5) Pembina dan Pembantu Pembina mempunyai hak berbicara
tetapi tidak mempunyai hak suara.
6) Pertemuan Majelis Penggalang bersifat formal.
a) Undangan disampaikan seminggu
sebelumnya dan masalah yang akan dibicarakan dan diumumkan.
b) Peserta yang hadir menggunakan pakaian
seragam
c) Tempat ditentukan lebih dahulu
d) Dengan upacara pembukaan dan penutupan
Pembina Pasukan
1) Pasukan Penggalang dibina oleh seorang Pembina
Pasukan dan dibantu oleh paling banyak dua orang Pembantu Pembina Penggalang.
2) Pembina Penggalang putera dan Pembantu Pembina
Penggalang Putera harus dijabat oleh Pembina putera.
3) Pembina Penggalang puteri dan Pembantu Pembina
Penggalang Puteri harus dijabat oleh Pembina puteri.
Sifat Kegiatan Penggalang
Pendidikan
kepramukaan diarahkan pada lima area pengembangan diri peserta didik meliputi
area perkembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik (
sesosif ). Dalam pelaksanaan pendidikannya menggunakan prinsip dasar
kepramukaan dan metode kepramukaan . Salah satu dari metode kepramukaan
adalah kegiatan yang menantang dan menarik serta mengandung pendidikan yang
sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik. Atas dasar
tersebut maka kegiatan untuk Pramuka Penggalang harus sesuai dengan kondisi rohani dan
jasmaninya serta mampu meningkatkan lima area pengembangan pribadinya yang
dikemas secara menarik menantang dan menyenangkan serta bervariasi.
Sifat Kegiatan Penggalang
Pendidikan
kepramukaan diarahkan pada lima area pengembangan diri peserta didik meliputi
area perkembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik (
sesosif ).
Dalam pelaksanaan
pendidikannya menggunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan .
Salah satu dari
metode kepramukaan adalah kegiatan yang menantang dan menarik serta
mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani
peserta didik. Atas dasar tersebut maka kegiatan untuk Pramuka
Penggalang harus sesuai dengan kondisi rohani dan jasmaninya serta mampu
meningkatkan lima area pengembangan pribadinya yang dikemas secara menarik,
menantang dan menyenangkan serta bervariasi
Kegiatan untuk
Pramuka Penggalang antara lain bersifat:
a.
Patriotisme atau kepahlawanan
b.
Petualangan atau penjelajahan alam
c.
Kompetisi regu/ kelompok
d.
Aktualisasi diri melalui pentas seni budaya dll.
e. Kompetisi perorangan dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi misalnya cerdas tangkas
f. Kepedulian sosial misalnya bakti
masyarakat bersih lingkungan
g.
Pemantapan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
|
Tehnk
Berceritera Pramuka Siaga
|
![]()
2. Berpangkal pada sifat anak yang
suka berimajinasi, maka kegiatan-kegiatan untuk Siaga harus dibungkus dengan
ceritera-ceritera sederhana yang baik dan menarik.
3. Ceritera merupakan salah satu
kesukaan bagi anak seusia Siaga, oleh sebab itu ceritera digunakan sebagai
salah satu alat untuk mendidik.
TUJUAN DAN KEUNTUNGAN CERITERA
1. Tujuan ceritera :
a. Membentuk tabiat/berwatak
luhur.
b. Menanamkan isi Dwi Satya dan
Dwi Dharma.
c. Mendidik ke arah pembentukan
warga-negara yang ber-Pancasila.
d. Mendidik ke arah kesehatan dan
ketrampilan.
2. Keuntungan ceritera bagi anak
a. Membekali jiwa anak dengan
bahan pokok bagi kesejahteraan manusia.
b. Mengembangkan daya cipta, rasa,
karsa, dan karya.
c. Mengembangkan rasa keberanian
dalam mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
d. Membangunkan perhatian yang
besar terhadap lingkungan hidupnya.
e. Menambah kecakapan berbahasa
yang baik.
f. Menambah pengalaman.
g. Melatih anak untuk membiasakan
menganalisa sesuatu persoalan.
h.Merupakan penjelasan yang nyata
terhadap latar belakang kegiatan.
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN
Tidak semua Pembina mahir
berceritera, maka itu perlu adanya persiapan yang masak bagi Pembina, baik
lahir maupun batinnya. Persiapan yang perlu :
1. Suka pada ceritera yang akan disampaikan.
2. Bacalah ceriterditu berulang-ulang.
3. Kuasailah nama yang terdapat dalam ceritera dan urutan ceriteranya.
4. Buatlah singkatan isi ceritera itu.
5. Pilihlah ceritera yang sesuai dengan dunia Pramuka Siaga.
6. Latihlah berceritera di depan cermin dengan segala gerak-geriknya
(meragakan).
7. Ketahuilah darimana ceritera itu dimulai dan sampai dimana harus
diakhiri.
8. Berceriteralah dengan tenang dan jelas (selingilah dengan macam-macam
gerak dan suara).
9. Susunlah ceritera itu sedemikian, sehingga berakhir ketika mencapai
puncaknya.
10. Janganlah menyampaikan maksud yang terkandung dalam ceritera itu,
biarkan anak mengambil kesimpulan sendiri.
MEMILIH CERITERA :
1. Ceritera yang masih bersifat khayal, mengandung nilai baik, (positif)
yang menarik.
2. Ceritera itu mengandung pendidikan dan petunjuk/nasehat.
3. Ceritera yang lucu (jenaka) sekedar untuk membuat suasana bergembira.
4. Ceritera yang dapat menghidupkan semangat meniru tindakan yang baik
(positif). 5. Ceritera yang berisi contoh pelaksanaan Dwi Satya dan Dwi
Dharma dalam kehidupar sehari-hari.
BENTUK CERITERA :
1. Ceritera Pendek yang mungkin dalam
satu waktu yang pendek selesai diceriterakan.
2. Ceritera bersambung, yang terpaksa
diputus-putusmenceriterakannya, karena ceriteranya amat panjang.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Ceritera dimulai bila anak sudah siap mendengarkan ceritera itu.
2. Berikanlah ceritera itu pada acara sebelum upacara penutupan.
3. Jangan memberikan ceritera yang menimbulkan rasa kegelisahan,
kengerian, dan ketakutan.
4. Jangan memberikan ceritera yang bersifat sedih, mengharukan.
5. Jangan memberikan ceritera yang sudah pernah didengar oleh anak.
6. Berceritera di tempat yang memenuhi syarat (bersih, tidak terganggu
panas dan lain-lain).
Berceritera merupakan santapan
rokhani bagi Siaga, karena itu digunakan sebagai alat pendidikan dalam
Gerakan Pramuka, antara lain dalam pembentukan watak. Oleh karena itu, dalam
acara kegiatan membina Siaga, berceritera perlu mendapat perhatian Pembina.
|
Mengenal Macam Upacara dalam Gerakan Pramuka
|
![]()
Untuk itu usaha yang merupakan
proses pendidikan yang meningkat dan berkelanjutan itu salah satu diantaranya
adalah kegiatan upacara untuk melatih disiplin, patuh, tenggang rasa,
tanggung jawab, kesadaran nasional dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Mahaesa.
Kegiatan upacara diperlukan dalam
lingkungan Gerakan pramuka megingat bahwa :
1.
Kegiatan upacara dalam Gerakan Pramuka merupakan salah satu alat
pendidikan untuk membiasakan selalu berbuat dengan tertib dan menanamkan rasa
cinta tanah air, disiplin, gotong royong, rasa tanggung jawab dan takwa
kepada Tuhan Yang Mahaesa ;
2.
Kegiatan upacara dalam Gerakan Pramuka diatur secara seragam,
sehingga dapat berfungsi sebagai alat pendidikan yang berdaya guna dan tepat
guna.
Pengertian dan Istilah Upacara
Dalam Gerakan Pramuka
Upacara adalah serangkaian
perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan
dengan khidmat, sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk
memberntuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.
Macam Upacara
1. Upacara Umum yaitu upacara yang dilakukan
untuk kegiatan tertentu dengan menggunakan peraturan yang berlaku secara
umum.
2. Upacara Pembukaan Latihan dan Upacara Penutupan Latihan
yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka melaksanakan usaha memulai dan
mengakhiri suatu pertemuan di lingkungan GerakanPramuka.
3. Upacara Pelantikan yaitu :
a. Upacara yang dilakukan dalam
rangka peresmian seorang calon menjadi anggota Gerakan Pramuka, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Upacara yang dilakukan dalam
rangka pengangkatan pemegang jabatan tertentu dalam satuan.
4. Upacara Kenaikan Tingkat, yaitu upacara yang dilakukan
dalam rangka pengesahan kenaikan tingkat kecakapan umum yang dicapai oleh
seorang anggota Gerakan Pramuka sesuai dengan syarat kecakapan umum yang
berlaku.
5. Upacara Pindah Golongan, yaitu upacara yang dilakukan
dalam rangka pemindahan anggota dari satu golongan ke golongan lain yang
lebih tinggi dalam usia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Upacara Meninggalkan
Ambalan/Racana, yaitu
upacara yang dilakukan dalam rangka mengantar Pramuka Penegak dan/atau
Pramuka Pandega untuk terjun ke masyarakat dan berbakti secara langsung
sesuai dengan bidangnya.
Tempat Upacara adalah :
1) di
dalam ruangan, dan
2) di luar
ruangan/ lapangan.
Tugas Petugas Upacara Dalam
Upacara
1. Pembina Upacara adalah Pembina
dalam upacara yang menerima penghormatan, mengesahkan pelaksanaan upacara dan
merupakan pimpinan tertinggi dalam upacara itu.
2. Pengatur Upacara (Protokol) adalah
petugas yang menyusun dan mengatur pelaksanaan tertib acara dalam upacara,
yang berkewajiban mengendalikan jalannya upacara.
3. Pemimpin Upacara adalah petugas
yang memimpin barisan peserta upacara.
4. Pembawa Acara adalah petugas yang
membaca tertib acara dalam suatu upacara.
5. Peserta Upacara adalah
satuan-satuan yang berada di bawah pimpinan Pemimpin Upacara.
6. Petugas Upacara adalah orang-orang
yang menunaikan tugas tertentu dalam suatu upacara misalnya : pengibar
bendera, pembaca Dasadarma, pemimpin lagu, dan lain-lain.
7. Petugas lain adalah berkewajiban
melaksanakan tugas-tugas yang tidak dikerjakan oleh petugas-petugas di atas
Macam upacara di Perindukan dan
Pasukan meliputi :
a. Upacara Pembukaan Latihan
b. Upacara Penutupan Latihan
c. Upacara Pelantikan
d. Upacara Kenaikan Tingkat
e. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
f. Upacara Pindah ke
Golongan Penggalang (dari golongan Siaga) atau ke Penegak (dari golongan
Penggalang)
Macam upacara di Ambalan dan
Racana meliputi :
a. Upacara Pembukaan Latihan
b. Upacara Penutupan Latihan
c. Upacara Penerimaan Tamu
d. Upacara Penerimaan Calon
e. Upacara Pelantikan
f. Upacara Kenaikan Tingkat
g. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
h. Upacara Pindah ke Golongan Penegak ke Racana Pandega
i. Upacara Pelepasan ( dari Pandega ke Pembina / anggota Dewasa)
Perlu
ditambahkan bahwa upacara di satuan Pramuka Pandega dilaksanakan sesuai
dengan aspirasi Pandega atas dasar ketentuan-ketentuan upacara yang berlaku
untuk Ambalan Penegak.
![]()
( Sumber : PP 178 tahun 1979
|
Cara Menguji Kecakapan Peserta Didik
|
PENGERTIAN
MENGUJI DAN UJIAN KECAKAPAN
![]()
2.
Kepramukaan
adalah proses pendidikan dalam bentuk kegiatan menarik dan menyenangkan yang
dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan
dalam rangka mencapai tujuan Gerakan Pramuka. “Ujian” dalam Gerakan Pramuka
bagi seorang Pramuka merupakan kegiatan menarik dan menyenangkan yang
memberikan padanya tambahan pengetahuan dan pengalaman serta rasa yakin akan
kemampuan dan kemahiran yang dimilikinya. Oleh karena itu “ujian” dalam
Gerakan Pramuka adalah alat pendidikan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
MENGAPA
PERLU MENGUJI DAN UJIAN ?
1.
Menguji bagi penguji (Pembina Pramuka) itu merupakan usaha untuk meyakini
tentang :
a.
Hasil proses pendidikan yang ia selenggarakan
b.
Usaha yang dilakukan peserta didik yang dibinanya
c.
Kemampuan dirinya sebagai Pembina dalam melaksanakan tugasnya. Dengan
landasan itu, maka menguji perlu untuk menilai proses pendidikan baik yang
dialami peserta didik maupun yang ia alami sendiri.
2.
Ujian bagi Pramuka yang mengalami ujian itu merupakan tantangan yang harus
dihadapi. Pembina Pramuka harus mampu memberi motivasi kepada Pramuka yang
dibinanya untuk menghadapi tantangan itu dengan penuh keyakinan. Dengan ujian
itu, maka seorang pramuka akan :
a.
Yakin tentang kemampuan dan kemahiran yang dimilikinya.
b.
Yakin tentang kesanggupan baik mental maupun fisiknya.
Akhirnya
para Pramuka itu akan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan tabah
dan yakin.
BAGAIMANA
CARA MENGUJI DALAM GERAKAN PRAMUKA ?
1.
Dilihat dari sudut pelaksanaannya sebagai kegiatan, menguji itu ada dua cara,
ialah :
a.
Menguji secara langsung. Dengan cara langsung ini, Pramuka yang diuji
mengetahui tentang mata ujian yang akan ditempuh, waktu, tempat serta
pengujinya.
b.
Menguji dengan cara tidak langsung
Dengan
cara tidak langsung, Pramuka mengikuti suatu kejadian dan tidak mengetahui
bahwa ia sedang diuji.
Contoh :
Pada akhir kegiatan itu, tiba-tiba Pembinanya memberitahukan bahwa ia lulus
untuk suatu mata ujian SKU dan membubuhi tanda tangannya. Cara ini
dilaksanakan untuk ujian SKU, khususnya bagi Pramuka yang segan atau takut
menempuh ujian.
2.
Dilihat dari sudut sasaran penilaian, maka menguji dilakukan dengan :
a. Nilai
formal, ialah titik berat penilaian pada usaha dan daya upaya yang
sungguh-sungguh dari peserta didik untuk mencapai hasil yang diharapkannya.
b. Nilai
material, ialah titikberat penilaian pada materi atau hasil yang dicapai
oleh peserta didik dari usahanya.
3.
Dalam Gerakan Pramuka, filsafat sebagi pedoman dalam menguji adalah “Tujuan
itu harus dicapai dengan berusaha, mengeluarkan tenaga dan daya upaya yang
sungguh-sungguh”.
Oleh
karena itu dalam menguji harus menitikberatkan pada nilai formal daripada
nilai material. Tegasnya nilai formal yang primer dan nilai material yang
sekunder.
4.
a. Namun demikian, Pembina Pramuka harus
ingat bahwa :
“Pembina
Pramuka itu menitikberatkan kepada nilai formal, sedangkan peserta didik
(Pramuka) menitikberatkan kepada nilai material.
b.
Pandangan Pembina Pramuka adalah :
“Asal
sudah terbukti anak didik itu berusaha sungguh-sungguh walaupun tidak
berhasil secara maksimal, harus meluluskan peserta didik yang diujinya”.
c.
Pandangan peserta didik adalah :
“Mereka
harus mengejar hasil daripada usahanya. Jika tidak mencapai hasil itu, mereka
menganggap mereka tidak lulus”.
d.
Pembina Pramuka harus merahasiakan pandangan itu terhadap peserta didik. Ia
harus bijaksana dan berlayar dengan baik diantara dua pulau (nilai formal dan
nilai material).
Sebabnya :
Kalau
mengutamakan nilai formal semata-mata, wibawa Pembina Pramuka akan dipandang
rendah oleh peserta didik ( seolah-olah begitu mudah meluluskan mata ujian
kecakapan ), sebaliknya kalau mengutamakan nilai material semata-mata,
Gerakan Pendidikan Kepramukaan tidak akan berkembang.
5.
Penilaian Syarat Kecakapan Umum (SKU) harus didasarkan pada nilai formal.
Penilaian Syarat Kecakapan Khusus (SKK) harus didasarkan pada nilai material.
6.
Dalam menguji selalu dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dasar metodik
pendidikan kepramukaan.
7.
Menguji harus dilakukan secara perseorangan dan tidak secara massal. Kala
mata ujian harus dilaksanakan secara berkelompok, maka penilaian tetap pada
perorangan.
8. Pembina
Pramuka dapat menggunakan tenaga ahli/ orang lain untuk menguji peserta
didiknya, namun yang membubuhkan tanda tangan adalah pembinanya selaku
penanggungjawab dalam pendidikan kepramukaan.
BAGAIMANA
UJIAN DALAM GERAKAN PRAMUKA ?
1.
Kepramukaan adalah proses pendidikan dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, dan supaya diikuti oleh setiap Pramuka. Ujian dalam Gerakan
Pramuka, sebagai alat pendidikan adalah juga kegiatan kepramukaan. Oleh
karena itu ujian dalam Gerakan Pramuka pun harus menarik, menyenangkan dan
tidak menakutkan Pramuka.
2.
Ujian dalam Gerakan Pramuka harus dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dasar
metodik pendidikan kepramukaan.
3.
Ujian dalam Gerakan Pramuka harus dilaksanakan dalam bentuk praktek secara
praktis dan sesuai dengan kepentingan, keperluan, situasi, dan kondisi
Pramuka yang diuji. Demikian juga adat istiadat dan kebiasaan baik maupun
masyarakat setempat harus diperhatikan.
4.
Sifat penguji dalam pelaksanaan ujian harus didasarkan pada Sistim Among dan
:
a.
Rasa cinta kasih, rasa keadilan, rasa kepantasan, dan rasa kesanggupan
berkorban.
b.
Rasa disiplin disertai inisiatif.
c.
Rasa tanggung jawab terhadap Tuhan, masyarakat, dan diri sendiri.
|





0 comments:
Post a Comment